Kisah menarik, sudah saya dengar, lama sekali.
Dulu, film di Indonesia dikuasai oleh film-film kungfu. Salah satu produser terbesar adalah Shaw Brothers di Hongkong.
Alkisah, seorang importir Indonesia, terbang ke Hongkong dan bertemu dengan Run-Run Shaw.
Beliau ingin membeli hak edar untuk Indonesia.
Layaknya seorang pedagang, ia mencari film-film yang murah dan menawar harga mati-matian.
Hanya dengan satu kalimat dari Run-Run Shaw, importir Indonesia itu berubah prilakunya. Saya juga.
Sejak itu, hidup dia dan hidup saya berubah.
Kalimat seperti apakah itu?
Ketika orang Indonesia tersebut terus menerus mencari film murah dan menawar harga mati-matian, Run-Run Shaw berkata, “Anak muda, jangan terus mencari yang paling murah, carilah yang dapat menghasilkan keuntungan terbesar bagi Anda.”
Saya benar-benar tersentak mendengar pernyataan dari Run-Run Shaw.
Saat itu, di Kotakpensil, saya selalu mencari yang paling murah.
Ternyata pikiran saya salah.
Yang saya perlukan adalah yang dapat menghasilkan keuntungan paling besar,
bukan yang investasinya paling murah.
Saya tidak boleh semata-mata melihat dari sisi cost, tetapi harus juga melihat sisi return of investmentnya.
Saya sudah lama mendengar tentang itu.
Tetapi …
Mendengar tidak sama dengan mengerti.
Dan mengerti, tidak sama dengan melakukannya.
Hari itu saya benar-benar disadarkan.
Saya selalu melihat dari sisi cost.
Sebenarnya, yang benar adalah melihat dari sisi benefitnya.
Contoh;
Biaya Rp. 100,000 menghasilkan Rp. 200,000
Dibandingkan dengan
Biaya Rp. Rp. 8 juta, hasil Rp. 20 juta.
Mana yang lebih baik?
Saran baiknya.
Jangan hanya memperhatikan biaya,
lihat juga sisi return on investment alias hasilnya.
Mau Coba?
Johny Rusly
Entrepreneur Coach
Founder UMKMSehat.com – UMKM Sehat Negara Kuat
CEO Kotakpensil.com – Pusat Kebutuhan Kantor, asli-murah-bebas korupsi
PS: Kisah ini sudah lama sekali, tetapi masih relevan untuk saat ini! Betul?
PS2: Suka cerita seperti ini? Stay tune! Sampai besok ya …